loh harus mempunyai aspirasi Headline Animator

loh harus mempunyai aspirasi Headline Animator

Situs Astana Gede Kawali

Situs Astana Gede di Dusun Indrayasa, Desa Kawali, Kecamatan Kawali, Ciamis ini menyimpan kandungan histori yang amat tinggi. Ada nilai-nilai luhur terbubuhkan di sini. Adalah Raja Wastu Kancana yang menorehkan pesan-pesannya di atas bongkahan batu cadas. Uniknya, pesan-pesan itu ditoreh menggunakan tangannya. Apa isi pesan mistis sang prabu?

Masyarakat luas lebih mengenal Situs Astana Gede ini dengan nama Prasasti Kawali. Di kompleks ini terdapat sembilan situs yang sangat dilindungi. Dari sembilan situs ini, beberapa diantaranya terdiri dari batu bertulis atau prasasti. Menurut penelitian kepurbakalaan, situs-situs ini adalah tinggalan Prabu Wastu Kancana pada abad ke-13 masehi. Pada masa itu, beliau dikenal sebagai raja muda yang arif dan bijaksana. Selain itu, Prabu Wastu dikenal pula sebagai raja yang sakti mandraguna.

Ketika Prabu Wastu memerintah, kondisi rakyat berada dalam kesejahteraan, adil dan makmur. Tak heran bila sang raja berhasil memimpin negeri di tanah Kawali mencapai 104 tahun lamanya. Seperti diurai juru kunci kompleks Astana Gede, Akup Wiria (65), Prabu Wastu adalah raja yang naik tahta pada umur 24 tahun dan berumur panjang.

Karena cita-citanya yang ingin agar rakyat Kawali adil dan makmur, maka diakhir hayatnya, sang prabu menorehkan pesan-pesan mistis di atas beberapa bongkah batu cadas yang keras. Uniknya, torehan pesan bijak tersebut dilakukan dengan telunjuk tangannya. Hal seperti ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang biasa. Dan prabu Wastu telah menunjukkan kadigdayaannya agar pesan-pesannya dikenang sepanjang masa. Yang tidak kalah mengherankan juga terjadi pada sebongkah batu masih di kompleks itu pula. Di situ terdapat bekas telapak kaki sang prabu.

Dan memang, sejarah telah membuktikan. Berabad-abad kemudian, prasasti-prasasti ini ditemukan dan dijadikan benda cagar budaya yang dilindungi. Anehnya, kawasan yang tak lebih dari 200 meter persegi ini sangat mengesankan kehidupan tempo dulu. Menurut beberapa peziarah dan pengunjung Astaga Gede, terasa betul ada hawa mistis yang seolah-olah menyelimuti tempat ini. “Kalau berada di sini kita seperti hidup di masa yang lalu,” tutur Samsudin (43), salah seorang pengunjung.

Selain situs dan makam keturunan kerajaan Kawali, di kompleks Astana Gede ini masih ditumbuhi pohon-pohon berusia tua. Terlihat dari akar-akarnya yang panjang melingkar dan menyembul keluar. Kondisi ini semakin mengukuhkan Astana Gede sebagai tempat yang tidak lekang dimakan zaman.

Seperti diungkap juru kunci Akup Wiria, kompleks Astana Gede boleh dibilang amat keramatkan masyarakat. Itu tak lain karena ada pesan-pesan luhur yang ditorehkan karuhun (leluhur) untuk generasi penerus. Bahkan pada hari-hari tertentu, kompleks ini sering dikunjungi oleh para peziarah. Tujuannya mereka tidak lain untuk ngalap berkah.

Namun Akup Wiria menyayangkan karena pesan-pesan yang terdapat di Astana Gede cenderung diabaikan oleh generasi sekarang, terutama para pimpinan. “Makanya jangan heran bila sekarang bangsa ini tengah diancam kehancuran. Soalnya mereka terutama sibuk dengan urusan pribadi. Mereka lupa nasib rakyatnya dan juga pesan-pesan leluhur,” tandas juru kunci yang sudah puluhan tahun menjaga Astana Gede,
Misalnya pada Prasasti I, terdapat tulisan berbunyi, “Inilah bekas beliau yang mulia prabu Wastu Kancana, yang berkuasa di kota Kawali yang memperindah keraton Surawisesa yang membuat parit di sekeliling ibukota yang memakmurkan seluruh desa. Semoga anda penerus yangmelaksanakan berbuat kebajikan agar lama jaya di dunia.”

Lalu para prasasti II, “Semoga ada yang menghuni di Kawali ini yang melaksanakan kemakmuran dan keadilan.” Dan prasasti IV, “Dari rasa yang ada yang menghuni kota ini jangan berjudi, bisa sengsara.” Semua pesan-pesan itu, kata Akup, sangat cocok dengan kondisi sekarang. Dan buktinya tidak diindahkan. Wajar bila negara ini dalam krisis berkepanjangan.

Pada waktu-waktu tertentu, di tempat ini kerap muncul isyarat aneh. Masyarakat di sana sudah mengerti bila isyarat itu muncul dari para arwah leluhur. Misalnya ketika ada keramaian seperti pertunjukan seni. Suatu ketika, pernah ada pertunjukan seni tradisional yang digelar siswa-siswa sekolah dasar di Ciamis. Pertunjukan dilangsungkan pada malam hari di depan pintu masuk kompleks. Kebetulan, cerita yang dipertunjukkan bertema perang bubat.

Smart Control Ferrari Enzo

All you need is a racetrack and your Smartphone to push this detailed 1:50 Ferrari Enzo replica to its limits. With real working headlights, and built with the kind of detail that you would expect from Ferrari, the Smart Control Enzo is compact enough to carry around with you - so all you need to do to when you're ready to race is whip out your phone and insert the Ferrari dongle.

To get the Ferrari hurtling around your racetrack (or floor), simply download the free Driving App, plug the wireless Smart Link Control device into the earphone jack of your Smartphone and turn the car on. The free App includes an authentic Ferrari Dashboard design so you almost feel like you're driving the real thing!

Gesture control steering reacts to your movements and driving like a pro is instinctual: Feel the controller rumble as the engine roars to life, hit the gas by tilting it forward and then steer by turning your phone left and right. It's as easy as that!

As an added feature, there are two available channels to choose from (A & B) so that you can race a friend without interference. Set up a challenging course or just vie for the fastest time - either way, you won’t be able to get enough of your latest Ferrari RC obsessio.
Features

    1:50 Ferrari Enzo replica
    Controlled by your Smartphone
    Ferrari red dongle transmitter
    Free downloadable Driving App
    Compatible with iPhones 3 & 4, iPod Touch, iPad 1 & 2, and Android Devices
    Two channels for racing without interference
    Authentic Ferrari dashboard design
    Batteries and screwdriver included
    Turn Smartphone to steer and tilt to accelerate
    Controller vibrates when the engine is started
    Works best on flat, smooth, dry surfaces
    Engine rumble feature not compatible with iPod Touch or iPad
    Suitable for age 5 +
    Small Parts - Choking Hazard for children under 3yrs

SITU LENGKONG

Luas Situ Lengkong adalah 57,95 Ha dan  Nusa Gede 9,25 Ha. Jadi luas seluruhnya adalah 67,2 Ha dengan kedalaman air 4 m – 6 m. Situ ini berdiri di atas ketinggian 731 meter di atas permukaan laut.
Menurut sejarah Panjalu, Situ Lengkong bukanlah situ  alam yang terjadi dengan sendirinya, akan tetapi hasil buatan para leluhur Panjalu. Dimana dahulu kala sejak lebih kurang abad ke tujuh masehi (menurut catatan kebudayaan abad ke 15) di Panjalu telah ada Kerajaan Hindu yang bernama kerajaan Panjalu.

Awal abad ke tujuh, Raja yang memerintah ialah Prabu Syang Hyang Cakradewa. Raja mempunyai keinginan agar putra mahkota sebagai calon pengganti raja haruslah memiliki terlebih dahulu ilmu yang paling ampuh dan paling sempurna. Berangkatlah sang mahkota “Borosngora” lama sekali, tetapi tidak seorangpun diantara Wiku, para Resi dan para Pertapa yang sanggup menggugurkan ilmu tersebut. Akhirnya putera mahkota sampailah di Tanah Suci Mekah. Disanalah tujuan tercapai, yaitu mempelajari dan memperdalam Agama Islam (Dua Kalimah Syahadat).

Setelah cukup lama, maka pulanglah sang putera mahkota ke negara Panjalu dengan dibekali Air Zamzam, pakaian kesultanan serta perlengkapan Pedang dan Cis dengan tugas harus menjadi Raja Islam dan sekaligus mengislamkan rakyatnya. Kemudian beliau menjadi Raja Panjalu menggantikan ayahandanya dengan gelar Syang Hyang Borosngora.
Mulai saat itulah Kerajaan Panjalu berubah dari Kerajaan Hindu menjadi Kerajaan Islam. Air Zamzam yang dari Mekah ditumpahkan ke sebuah lembah yang bernama Lebah Pasir Jambu, kemudian lembah itu airnya bertambah banyak dan terjadilah Danau yang kini disebut Situ
Lengkong.
Pedang, Cis dan Pakaian Kesultanan disimpan di Museum Bumi Alit  yang waktu itu merupakan Museum Kerajaan. Istana Kerajaan dipindahkan dari Pasir  Dayeuh Luhur ke Nusa Gede Panjalu, sehingga dengan demikian air Situ Lengkong merupakan benteng pertahanan Keraton.

Situ Lengkong atau disebut juga Situ Panjalu merupakan salah satu sisa-sisa peninggalan raja-raja Panjalu yang sekarang masih ada. Benda-benda peninggalan yang masih ada berupa dolmen, lingga, dan batu bekas singgasana/bertapa raja.
Bumi Alit, Situ Lengkong dan upacara nyangku merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah pada waktu Agama Islam masuk ke Kerajaan Panjalu yang merupakan awal terjadinya perkembangan sejarah baru.

Selanjutnya diceritakan pula bahwa Prabu Boros Ngora memindahkan keraton yang semula terletak di daerah Dayeuh Luhur ke Nusa Gede yang terletak ditengah- tengah Situ Lengkong. Selain keraton, ia juga memindahkan kepatihan yang disebut Hujung Winangun ke sebelah Barat Nusa Gede dan membuat taman serta kebun dan tempat  rekrerasi di Nusa Pakel. Untuk memudahkan komunikasi, maka dibuat dua pintu gerbang untuk memasuki Keraton Nusa Gede, pintu gerbang yang pertama dibuat dari ukiran dan dijaga oleh Gulang-gulang yang berjenggot yang bernama Apun Obek. Sedangkan pintu gerbang yang ke dua merupakan jembatan yang menghubungkan Nusa Gede dengan daratan, letaknya di sebelah Barat yang dikenal dengan nama Cukang Padung (Jembatan dari balok-balok kayu) maka sekarang daerah-daerah tersebut dinamakan Dusun Cukang Padung.

Setelah Prabu Boros Ngora pindah ke Jampang maka kekuasaan Kerajaan Panjalu diserahkan kepada anaknya Raden Hariang Kuning dan selanjutnya diberikan kepada adiknya yang bernama Raden Hariang Kencana (Embah Panjalu yang dimakamkan di Situ Lengkong, yang menurunkan raja-raja Panjalu selanjutnya.

THANKS

THANKS

You’re my friend because you’re always there,
If there’s sadness around or in the air,
At night, in the morning or anytime of day,
You’re there to cheer me up and chase the sadness away.

I just want to thank you for all you’ve done,
You’ve helped me through a lot, you’re really number one.
Thanks for all the good times that we share,
It shows that you’re one who really does care.

Thanks for being there when time got rough,
You make it easier when times get too tough
Thanks for being there each and every day,
Thanks for being you in that very special way.
Free Plugboard Link Banner Button Free Promotion LinkFree Smart Automatic BacklinkMalaysia Free Backlink ServicesMAJLIS LINK: Do Follow BacklinkLink Portal Teks TVAutoBacklinkGratisjapanese instant free backlink Free Plugboard Link Banner ButtonFree Automatic Backlink Service