Cinta ditolak gagal UN
Wina Nidaul Gina, 17, warga Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, gagal mengikuti ujian nasional (UN) tahun ini di SMA DA Bekasi. Diduga karena menolak cinta kepala sekolah.
Penolakan cinta itu juga membuat Wina harus menerima sanksi drop out (DO). Anehnya, sanksi DO tersebut dikeluarkan pihak sekolah dengan tiga dalih, Wina dinilai telah merusak rumah tangga kepala sekolah SMA DA, menghina dengan perkataan kasar, dan bersikap tidak wajar.
"Semua yang dituduhkan pihak sekolah dalam surat DO itu tidak pernah saya lakukan,"kata Wina.
Menurut dia, sanksi DO itu berkaitan dengan perilaku Kepala SMA DA berinisial MJ yang kerap mengirimkan pesan pendek melalui layanan short message service (SMS) berisi ungkapan perasaan MJ yang hendak menjadikan Wina sebagai pacarnya.
Sementara itu, Firda Faridia, 17, siswi kelas XII IPS 4 SMAN 1 Batujajar, warga Kampung Sasakbubur, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terpaksa menyelesaikan UN di rumah.
Firda menderita demam berdarah dengue (DBD) sejak seminggu lalu. Bahkan pada hari pertama ujian, dia mengerjakannya di rumah sakit, sebelum diperbolehkan pulang oleh dokter. "Mau bagaimana lagi, kondisi badan tidak memungkinkan, tapi UN tetap harus diikuti," kata Firda.
Saat hari pertama UN di rumah sakit, dia sama sekali tidak bisa konsentrasi. Selain harus menahan rasa sakit, dia harus berjuang mengabaikan kondisi berisik di bangsal ruang rawatnya. Karena tangannya masih diinfus sehingga sulit mengisi lembar jawaban, dia pun meminta tolong adiknya, Diani Lismawati, 15.
"Saya yang membaca soal dan mencari jawabannya, kemudian memberitahukan jawaban itu ke adik saya untuk diisikan ke lembar jawaban," jelas siswi yang tercatat sebagai atlet voli di sekolahnya ini.
Menurut panitia pengawas UN Firda, Cucun Candra, dirinya dan seorang pengawas selalu mengantarkan soal UN kepada Firda. Setelah amplop soal dibuka di kelas Firda, mereka langsung mengambil satu soal dan satu lembar jawaban dan kemudian diantarkannya. Butuh waktu 15 menit untuk sampai ke rumah Firda.
"Meski kami datang terlambat, tapi Firda selalu menyelesaikannya tepat waktu dan kami langsung kembali ke sekolah untuk menggabungkannya dengan lembaran jawaban siswa lain," kata Cucun.
Di tempat terpisah, peserta UN SMAN 6 Bandung yang juga rapper boyband SM*SH Muhammad Reza Nugraha, 18, mengaku lega sudah menuntaskan soal UN. "Alhamdulillah lancar, padahal sebelum pelaksanaan UN ada pertunjukan di Jakarta sampai pukul 22.00 WIB, kemudian pukul 24.00 WIB saya sampai di Bandung, lalu langsung salat malam dan menghafal,"ujarnya. (masita ulfah/ adi haryanto/gita pratiwi/ toni kamajaya/inin nastain/koran si)(//rfa)(okezone)
Wina Nidaul Gina, 17, warga Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, gagal mengikuti ujian nasional (UN) tahun ini di SMA DA Bekasi. Diduga karena menolak cinta kepala sekolah.
Penolakan cinta itu juga membuat Wina harus menerima sanksi drop out (DO). Anehnya, sanksi DO tersebut dikeluarkan pihak sekolah dengan tiga dalih, Wina dinilai telah merusak rumah tangga kepala sekolah SMA DA, menghina dengan perkataan kasar, dan bersikap tidak wajar.
"Semua yang dituduhkan pihak sekolah dalam surat DO itu tidak pernah saya lakukan,"kata Wina.
Menurut dia, sanksi DO itu berkaitan dengan perilaku Kepala SMA DA berinisial MJ yang kerap mengirimkan pesan pendek melalui layanan short message service (SMS) berisi ungkapan perasaan MJ yang hendak menjadikan Wina sebagai pacarnya.
Sementara itu, Firda Faridia, 17, siswi kelas XII IPS 4 SMAN 1 Batujajar, warga Kampung Sasakbubur, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terpaksa menyelesaikan UN di rumah.
Firda menderita demam berdarah dengue (DBD) sejak seminggu lalu. Bahkan pada hari pertama ujian, dia mengerjakannya di rumah sakit, sebelum diperbolehkan pulang oleh dokter. "Mau bagaimana lagi, kondisi badan tidak memungkinkan, tapi UN tetap harus diikuti," kata Firda.
Saat hari pertama UN di rumah sakit, dia sama sekali tidak bisa konsentrasi. Selain harus menahan rasa sakit, dia harus berjuang mengabaikan kondisi berisik di bangsal ruang rawatnya. Karena tangannya masih diinfus sehingga sulit mengisi lembar jawaban, dia pun meminta tolong adiknya, Diani Lismawati, 15.
"Saya yang membaca soal dan mencari jawabannya, kemudian memberitahukan jawaban itu ke adik saya untuk diisikan ke lembar jawaban," jelas siswi yang tercatat sebagai atlet voli di sekolahnya ini.
Menurut panitia pengawas UN Firda, Cucun Candra, dirinya dan seorang pengawas selalu mengantarkan soal UN kepada Firda. Setelah amplop soal dibuka di kelas Firda, mereka langsung mengambil satu soal dan satu lembar jawaban dan kemudian diantarkannya. Butuh waktu 15 menit untuk sampai ke rumah Firda.
"Meski kami datang terlambat, tapi Firda selalu menyelesaikannya tepat waktu dan kami langsung kembali ke sekolah untuk menggabungkannya dengan lembaran jawaban siswa lain," kata Cucun.
Di tempat terpisah, peserta UN SMAN 6 Bandung yang juga rapper boyband SM*SH Muhammad Reza Nugraha, 18, mengaku lega sudah menuntaskan soal UN. "Alhamdulillah lancar, padahal sebelum pelaksanaan UN ada pertunjukan di Jakarta sampai pukul 22.00 WIB, kemudian pukul 24.00 WIB saya sampai di Bandung, lalu langsung salat malam dan menghafal,"ujarnya. (masita ulfah/ adi haryanto/gita pratiwi/ toni kamajaya/inin nastain/koran si)(//rfa)(okezone)